Senin, 21 Juli 2008

Ketulusan Setiap Saat

Ketulusan setiap saat

(teruntuk sahabatku yang telah pergi)

Pagi itu, menjadi pagi yang begitu menusuk batinku. Aku kaget dan terhentak. Terdiam dalam sebuah ketidak percayaan dan kelinglungan hati. Apakah ini benar ya Allah? apakah ini benar? ku hanya bisa terdiam.

Terlihat wajahnya yang begitu putih, tampak sangat tenang. Ku cuba membangunkannya, ku pegang lembut bahunya, “bangun sahabatku…. Aku disini bersamamu. Bangun……..“, tapi…… Ia tetap diam, tak bergerak. Ku cuba tetap tenang, ku pikir, Ia hanya masih tertidur, karena Ia belum sadar, itu tekadku. Ku cuba tuk membangunkannya sekali lagi, tapi Ia tetap tidak bangun. Aku panik, panik sekali. “Ya Allah, ada apa dengannya???”

Seseorang mendekatiku, dan membisikkan sebuah kalimat yang sungguh bak petir di telingaku. Yang serasa begitu kuat, menusuk dan menghancurkan. “tenang dek, relakan dia, Ia sudah pergi menuju Allah…”. Ku terdiam, diam. Sangat lama. Sampai ku pun berpikir, seakan aku pun terasa seperti mati. Ku duduk, dan terus terdiam. “Ya Allah, apakah harus secepat ini Engkau memangilnya??? kenapa Ya Allah???”. Batinku terus berkata seperti itu, dalam aroma kekagetan yang begitu dalam menyelimuti diriku. Tak satu pun kata yang terucap. Ku terdiam……….

Perlu beberapa lama waktu bagiku untuk tenang, mencoba mencerna yang terjadi. Ku hanya perlu banyak bertasbih dan terus menyebut nama-Nya. Terus…, ku lakukan itu. Semoga ini bisa menguatkanku. Aku harus kuat….

Ku raih handphone-ku, dan ku coba untuk tetap tenang. Ku hubungi sahabatku yang lain, tuk mengabarkan berita duka ini. Semua pun kaget, sangat kaget. Tak percaya ini terjadi. Ku cuba tuk meyakinkan, walau aku pun serasa tak begitu yakin.

Sungguh, tiada yang kira, hal ini harus terjadi begitu cepat. Belum siap rasanya batinku mendengar berita ini, yang sungguh begitu menghentak kalbu. Tapi cukuplah ini menjadi sebuah hikmah besar kita, minimal bagi diriku. Akan arti sebuah perjalanan hidup, akan arti sebuah persaudaraan.

Hikmah pertama, bahwa Allah itu benar-benar ada. Bahwa ada Allah yang menjadi pengatur atas semua yang terjadi di dunia ini. Walaupun hanya sehelai daun yang gugur dan jatuh ke tanah, itu adalah kehendak Allah, itu pasti. Dan hal ini mesti sangat kita sadari. Bahwa Allah begitu dekat dengan kita, ya, sangat dekat. Hanya Allah yang Maha Kuasa atas dunia ini dan segala yang ada di dalamnya. Setelah ini, masih pantaskah kita sombong saudaraku??? Setelah kita sadar, bahwa kita tidak memiliki kemampuan apapun di dunia ini.

Hikmah kedua, bahwa maut itu sangat dekat dengan kita. Begitu dekat. Hanya kita saja yang tidak menyadarinya. Ia akan datang dengan tiba-tiba, sangat mendadak. Tidak melihat apakah kita sudah siap atau belum. Tidak pandang tua atau muda. Tidak pilih sakit atau sehat. Ia pasti datang menjemput kita. Apakah kita sudah menyiapkan masa itu saudaraku??? Setelah ini, masih pantaskah kita untuk terlena begitu saja dengan kenikmatan dunia ini???. Mari berbenah saudaraku….

Hikmah ketiga, berikan selalu yang terbaik buat semua orang, siapapun dan dimanapun Ia. Sudah kepatian, bahwa kita akan berpisah dengan orang-orang yang kita sayangi , dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Tinggal lagi, siapa yang duluan, saya atau mereka. Ini adalah keniscayaan. Ini hikmah besar bagi kehidupan keseharian kita, bahwa kita mesti memberikan yang terbaik buat dalam berinteraksi kepada semua orang, karena bisa jadi itu interaksi terakhir kita dengan dia, ya, bisa jadi. Jangan sampai kita menyesal, karena kita belum memberikan senyuman terbaik kita kepada sahabat kita, belum bisa membuat Ia bahagia. Setelah ini, masihkah kita akan terus bermusuhan saudaraku???. Berikan ketulusan setiap saat kepada saudaramu…

Selamat Jalan saudaraku, kami akan selalu mengenang dirimu, atas segala kenangan dan karya yang telah kita ukir bersama. Kami akan selalu mendo’akanmu, dalam setiap do’a-do’a kami, dalam setiap sujud-sujud kami dan dalam setiap pengharapan kami.

Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosanya, lapangkan dan terangilah kuburnya, mudahkan dalam hisabnya, beratkan timbangan pahalanya, dan masukkanlah Ia ke dalam surgamu Ya Allah.

Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu ya Allah.

Amiin………..

“innalillahi wainna Ilaihi Raji’un"

Rabu, 18 Juni 2008

Jadilahyang terbaik...

Jadilah seperti Matahari, yang memberikan cahaya bagi semua yang ada di dunia, yang tak pernah berfikir tentang apa yang akan ia dapatkan, tapi setiap detik baginya adalah memberi dan memberi, karena ia sadar bahwa keseimbangan dunia ada di tangannya. (Lakukanlah semua yang terbaik untuk orang-orang yang ada di dekatmu, untuk orang-orang yang kau sayangi. Apa yang akan engkau dapatkan? Cukuplah hatimu dan Allahyang mengetahuinya)

Jadilah seperti Matahari dan Bulan, yang selalu datang silih berganti dengan penuh pengertian, kedamaian dan keindahan, yang selalu datang dengan membawa harapan dan impian kepada setiap makhluk Allah, yang selalu datang dengan cahaya keilmuan dan keberkahan, dan yang akan selalu datang dengan sebuah kepastian akan arti sebuah kehidupan.